pangondian blog's

ora et labora

Kamis, 31 Oktober 2013

Jembatan Layang Kelok Sembilan, Karya Kebanggaan Anak Bangsa


Bina Marga (30/10) - Jembatan Layang Kelok Sembilan yang merupakan karya kebanggaan anak bangsa akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Oktober nanti yang bersamaan dengan peringatan acara Hari Pangan Sedunia yang dipusatkan di Kota Padang.

Proyek Jembatan Layang Kelok Sembilan yang terdapat di Kabupaten Limapuluhkota, Provinsi Sumatera Barat, dari sisi teknis pekerjaan merupakan hal yang monumental karena menggabungkan empat jenis jembatan. Sangat jarang dalam satu ruas jalan ada empat jenis jembatan sekaligus.

Pemerintah merancang pengerjaan  Jembatan Kelok Sembilan dalam dua tahap. Pemilihan tahap pengerjaan tersebut selain disesuaikan dengan anggaran juga mempertimbangkan lalu lintas di ruas Kelok Sembilan eksisting harus tetap berjalan selama proyek jembatan dibangun.
Tahap pertama adalam membangun empat buah jembatan, yaitu Jembatan 3,4,5, dan 6 dengan total panjang jembatan 699 meter.
Sedangkan tahap kedua membangun dua buah jembatan, yaitu Jembatan 1 dan 2, dengan total panjang jembatan 244 meter serta pembangunan jalan sepanjang 2.089 km (2 jalur dan 2 arah).

Jembatan Kelok Sembilan merupakan proyek multiyears dengan pelaksanaan pekerjaan Tahap I sejak tahun 2003-2011. Sedangkan Tahap II dilaksanakan sejak tahun 2012 hingga 2013 dengan total alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp.602.554.669.900,-.

Jenis konstruksi antara jembatan yang satu dengan lainnya menggunakan jenis jembatan yang berbeda. Untuk Jembatan 1 menggunakan model RC-Box Girder.
Sementara untuk Jembatan 2 mempunyai berbagai macam variasi mulai dari PC-I Girder, PC Box Girder, dan RC-Box Girder.
Kemudian untuk Jembatan 3 menggunakan RC Box Girder atau beton bertulang tanpa ada perkuatan lewat beton pratekan.
Untuk Jembatan 4, selain arch bridge juga memiliki jenis jembatan lain yaitu RC-Box Girder, PC-Box Girder, dan PC-I Girder.
Selanjutnya, Jembatan 5 menggunakan struktur bagian atas PC-I Girder atau beton pratekan bentuk I.

Terakhir untuk Jembatan 6 menggunakan PC-I Girder atau beton pratekan dengan balok I.
Membangun Jembatan Layang Kelok Sembilan memiliki tantangan tersendiri terutama melakukan harmonisasi dengan lingkungan hutan lindung Air Putih yang berada di sekitar jalan tersebut. Jembatan Kelok Sembilan seolah menjadi masterpiece dari harmonisasi antara rekayasa sipil, arsitektural, desain landscape, hingga pemeliharaan hutan.
Dari sisi konstruksi, Jembatan Kelok Sembilan terlihat unik dan seolah menyatu dengan lingkungan cagar alam. Di mulai dari bangunan atas (superstruktur) , pilar, substruktur, hingga pondasinya dapat menjadi model pembelajaran bagi insinyur sipil di Tanah Air.

Sementara dari sisi pengelolaan kawasan, di lokasi ini terjadi interaksi yang harmonis antara pengelola kawasan hutan lindung dan pengelola infrastruktur transportasi.
"Ini benar-benar merupakan karya kebanggaan anak bangsa," kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto saat kunjungan lapangan jelang peresmian Jembatan Kelok Sembilan.
Djoko Kirmanto menyatakan rasa bangganya atas keberhasilan pembangunan Jembatan Layang Kelok Sembilan.
"Ini menambah deret prestasi anak-anak bangsa dalam sektor konstruksi," tambah Djoko Kirmanto.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga, Djoko Murjanto mengatakan, "Desain jalan dan jembatan Kelok Sembilan ini diperkirakan tahan selama 100 tahun, dengan catatan asal dipelihara dengan maksimal."
"Keberadaan Jembatan Layang Kelok Sembilan ini akan berdampak positif mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Dengan lancarnya transportasi, maka akan mempermudah akses lintas barat dengan lintas timur Sumatera," tambah Djoko Murjanto.

Sebelumnya, di ruas jalan Kelok Sembilan yang terletak di ruas jalan batas Provinsi Riau--Batas Kota Payakumbuh sangat sulit dilewati oleh truk gandeng maupun trailer. Hal itu disebabkan karena radius tikungan dan lebar perkerasan hanya 4,5 meter yaitu terletak di Km.143-148, Km.153-168, dan Km.168-194.
Sementara itu, Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah I, Ditjen Bina Marga, Subagyo mengatakan, "Jembatan Layang Kelok Sembilan  telah dibuka sementara untuk mendukung mudik Lebaran 1434 H tahun ini." 

“Kelok Sembilan sudah dapat dilalui. Rambu–rambu sudah terpasang dan sudah dilakukan uji kelayakan dan road safety,” kata Subgyo saat meninjau lokasi Jembatan Kelok Sembilan.
Sementara, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno berkeyakinan bahwa suatu saat kawasan Kelok Sembilan ini akan menjadi salah satu destinasi kebanggaan bagi Sumatera Barat.
Inilah hasil karya murni 100% Indonesia mulai dari desain, pendanaan, hingga pelaksanaan dengan integrasi harmonis antar pemangku kepentingan kehutanan dan infrastruktur. Masyarakat yang akan bisa menilai bagaimana proyek monumental ini menjadi kebanggaan bangsa.(www.pu.go.id)

Presiden SBY : Jembatan Kelok 9 Indah Sekali

Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan peninjauan Jembatan Kelok 9 Rabu (30/10) di kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang besok akan diresmikan di Padang. 

Dalam kunjungannya, Presiden mengagumi paduan struktur jembatan yang dengan lembah yang terletak di kawasan hutan suaka alam tersebut.
"Indah sekali," kata Presiden, begitu menjejakkan kaki di Jembatan kelok 9. 

Dalam kesempatan tersebut, selain Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II ikut mendampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Djoko Murjanto, Dirjen Cipta Karya Imam Santoso Ernawi, Kepala Pusat Komunikasi Publik Danis H. Sumadilaga, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Maruasas Panjaitan dan Kepala Satker Jembatan Kelok 9 Dahler. 

Saat mengagumi keindahan jembatan tersebut, Presiden SBY mengakui bahwa jembatan Kelok 9 adalah salah satu mahakarya anak bangsa. Dalam kesempatan tersebut juga, rombongan menyempatkan berdoa agar Jembatan Kelok 9 membawa berkah. 


"Semoga jembatan Kelok 9 membawa berkah, kemajuan dan manfaat bagi seluruh masyarakat Sumatera Barat, dan juga masyarakat Indonesia," tutur SBY saat memimpin doa. 

Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, menjelaskan bahwa Jembatan Kelok 9 dibangun karena kondisi jalan tersebut sebelumnya sangat sempit dengan radius tikungan yang sangat kecil sehingga tidak lagi mampu mengakomodasi kendaraan-kendaraan besar. 

"Dulu tanjakannya tinggi namun sekarang normal,,kondisi jalan seperti ular dan sempit berkelok-kelok membuat kendaraan besar harus berhenti dan bergantian," tambah Djoko. 

Jembatan yang dikerjakan sejak tahun 2003 ini, kata Djoko, dibangun dengan total biaya Rp 602,55 miliar. Saat ini, tambahnya sedang diadakan sayembara untuk pengaturan lingkungannya.
"Sekarang sedang kita sayembara untuk pengaturan lingkungannya, jadi mungkin nanti ada tempat untuk melihat keindahan jembatan ini,"  tambah Djoko. 
Dari jembatan Jembatan Kelok 9, Presiden SBY, Menteri PU dan rombongan melanjutkan peninjauan ke Istana Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar. 

"Kementerian PU membantu menyediakan ruang terbuka hijau di taman-taman sekitar istana, nanti akan kita tinjau," singkat Djoko.(www.pu.go.id)